Sunday, April 15, 2007

sejarah desa ubud

SEJARAH DESA ADAT UBUD


NARA SUMBER : PAK PENTIT

Pada awalnya ubud terdiri atas 3 desa adat. Desa adat itu antara lain: Desa adat Taman, desa adat Ubud, dan desa adat Bentuyung. Dibagi menjadi 3 desa adat, karena wilayah Ubud yang cukup luas. Dan di dalam Desa Adat Ubud sendiri pada awalnya dibagi menjadi 2 banjar, yaitu : Banjar Sambahan, dan Banjar Ubud.
Banjar Sambahan sendiri memiliki beberapa versi tentang nama banjar itu sendiri. Versi pertama: banjar Sambahan awalnya namanya dari kata sambehan, yang berarti menyebar/pecah. Dimana maksudnya adalah, penduduk banjar Sambahan tersebut berasal dari berbagai daerah atau banjar sambahan awalnya dihuni oleh banyak pendatang. Pada awalnya pendatang yang pertama kali datang berjumlah 10 kk.
Versi kedua : banjar sambahan dikaitkan dengan nama Pura Batu Karu, yang terletak dijalan suweta. Dimana pada zaman dahulu, ketika perang antara Kerajaan Tabanan dengan Kerajaan Kelungkung, Penduduk Desa Ubud yang terletak ditengah – tengah tidak berani keluar dari wilayah Ubud. Karena jika ke barat takut diserang oleh Kerajaan Tabanan, dan jika ke timur takut diserang Kerajaan Kelungkung. Karena situasi tersebut, maka di desa Ubud didirikan Pura Batu Karu, dimana pura ini didirikan sebagai penyawangan Pura Batu Karu yang berada di Tabanan. Karena Pretime yang terdapat di Pura Batu Karu berupa swamba (Ciwa Krana), maka wilayah disekitarnya dinamakan Swamba. Atau sekarang dikenal dengan nama banjar Sambahan.
Dahulu Penduduk desa adat Ubud terdiri atas 55 kk. Dimana penduduk disebelah utara jalan (sekarang jalan raya Ubud) berjumlah 20kk dan disebelah selatan jalan 35kk. Akibat perkembangan penduduk yang cukup tinggi, maka desa adat Ubud sendiri dibagi menjadi 2 banjar lagi. Yaitu banjar Ubud Kaja dan Banjar Ubud Kelod.dimana balai banjarnya terletak disebelah selatan Pura Saraswati atau Pura Langon. Karena perkembangan penduduk yang begitu pesat lagi, desa Ubud kembali di bagi menjadi 3 banjar, yaitu : banjar Ubud Kaja, Banjar Ubud Tengah, dan Banjar Ubud Kelod. Dimana kesemua banjar tersebut balai banjarnya terletak disatu lokasi (sebelah selatan Pura Kemuda Saraswati/Ary’s warung), tetapi tempatnya dibagi 3.
Banyaknya bendesa Ubud dari sejak pertamanya desa adat tersebut terbentuk berjumlah 3 orang,yaitu :
Cokorda Alit Brangkingan (Puri Saren Alit Kajanan)
Ajin Mantan Bupati
Cokorda Agung Suyasa.



NARA SUMBER : COKORDA AGUNG SUYASA

Menurut Cokorde Agung Suyasa, terjadinya desa adat Ubud terkait dengan terjadinya wilayah Ubud itu sendiri. Diawali dengan perjalanan Rsi Markandya ke Bali pada abad ke-11 (disimpulkan desa adat Ubud terbentuk pada abad ke-11 dan merupakan desa adat tertua di Bali), sehingga sampai ke wilayah yang diapit dua sungai yang dinamakan sungai Oos, Sungai tersebut dinamakan Sungai Oos karena dapat menyembuhkan pengikut beliau yang mandi disungai. Oos berarti seger - sehat – ubad – Ubud. Sehingga wilayah yang dialiri Sungai Oos/ Wos dinamakan Ubud. Kemudian di daerah ini Rsi Markandya membagikan tanah kepada pengikutnya untuk rumah tinggal, tegalan, sawah dan bangunan bersama sehingga dikenalah nama Desa untuk wilayah Ubud atau disebut desa Ubud. Desa Ubud dipimpin oleh seorang Bendesa. Dimana bendesa berasal dari kata ban adalah tatakan dan das adalah kedas . Jadi bendesa adalah pengayah atau pengabdi desa.
Dalam kehidupan di desa tentunya akan ada orang yang meninggal pada saat tersebut terjadi masyarakat desa merasa sedih dan turut berduka cita, untuk itu dibentuklah banjar yang berarti ban adalah tatakan dan jar adalah sedih. Dengan demikian banjar berarti orang sedih yang ikut berduka cita dan membantu persiapan orang meninggal untuk dikubur. Pada awalnya hanya ada dua banjar di desa adat Ubud yaitu banjar Sambahan dan banjar Ubud. Karena semakin bertambahnya penduduk desa adat Ubud pada akhirnya banjar Ubud dipecah lagi menjadi dua yaitu banjar Ubud Kaja dan banjar Ubud Kelod. Masing-masing banjar mengemong satu pura kahyangan tiga. Banjar Sambahan mengemong Pura Puseh, banjar Ubud Kaja mengemong Pura Dalem dan Banjar Ubud Kelod mengemong Pura Desa. Dalam perkembangannya banjar Ubud Kaja terbagi lagi menjadi dua yaitu banjar Ubud Kaja dan banjar Ubud Tengah. Banjar Ubud tengah mengemong Pura Bale Agung.

No comments: